Gedung itu berdiri kokoh, di depan gedung tersebut tampaklah seorang pemuda
yang sedang bingung menentukan arah yang dituju,
“Mau pergi kemana?” tanya seseorang mengejutkan
pemuda berambut pirang tersebut.
Didalam
mata pemuda berkulit tan tersebut, seorang pemuda berambut hitam sedikit
kebiruan ditimpa oleh cahaya matahari, kulit putih bersih sebagai tanda bahwa
dia perpaduan orang Asia bagian Timur berbeda dengan pemuda dengan perpaduan
campuran antara Asia bagian Timur dengan penghuni benua biru berambut kuning
pirang dengan pencampuran Asia bagian Tenggara dengan daratan benua biru
berambut merah. Huh, sangat aneh dan abstrak warna rambutku berbeda dengan
pemuda Asia Timur ini, rambut yang kadang-kadang berubah warna sendiri menjadi
oranye dan warna kuning pirang gading sendiri, entah mengapa pemuda tan ini
sangat iri dengan pemuda di depannya.
“Ehm,” batuk pemuda itu.
Wajahnya
memancarkan ketidaknyamanan sama sekali dengan aliran keringat keluar sedikit
dari dahinya.
“Oh, maaf. Aku baru disini jadi mohon petunjuk
tentang letak ruang Tata Usaha,” jawab pemuda tan menunduk.
“Ayo, sekalian aku yang menjadi tutor guide
mu,” ucapnya datar.
‘Akh aku tahu, dia salah satu anggota dari
organisasi siswa di SMA ini,’ batin pemuda tan tersebut
“Nama kamu siapa? Nama saya Sasuke Uchiha,”
perkenalan pemuda kulit pucat tersebut.
“Namaku Naruto Uzumaki, salam kenal Sasuke,”
senyum pemuda tan.
“Salam kenal Naruto-san,” ucap Sasuke
formal.
Naruto dapat menangkap dari perkenalannya bahwa Sasuke menganut budaya
ketimuran yang kuat tanpa tergerus arus kuat dari budaya Amerika Serikat yang
akan mengikat jika telah menginjakan kaki di negeri paman Sam ini. Itu sungguh
sangat mengagumkan dimana dia dapat mempertahankan budaya ketimurannya.
‘Dekh!! debaran apa yang kurasakan ini, sangat
keras dengan degup kencang dan juga hangat. Akh rasa ini, entahlah,’ batin
Naruto.
.....
.
.
.
.
.
Love?
semi M content.
NaruSasu, NaruHina
Romance/Tragedy
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Warn: Semi M so
Don’t Like Don’t Reading, ooc
.
.
For shidanmaker challenge, shonen-ai, rate T,
Burger, Windows, Doctors
And
Asha D Challenge #Biweeklyprompt2
.
.
.
.....
“Cinta itu buta, sangat buta”
.....
Papan
tulis yang penuh dengan gambar-gambar skala besar dari Archaebacteria dan
Eubacteria terpampang jelas memberikan instruksi apa yang harus dilihat dan
digambar ulang disebuah kertas polos. Setelah itu menjabarkan didalam tulisan
mengenai perbedaan-perbedaannya. Keadaan kelas sedikit sepi karena dua puluh orang
didalam kelas tengah serius menggoreskan grafit hitam sehingga Naruto yang
biasanya akan selalu ribut jika didalam kelas, sekarang hanya dapat diam.
“Oke guys!! Silahkan kalian
mengumpulkan tugasnya,” suara guru mengejutkan beberapa orang yang ada di dalam
kelas tersebut.
‘Oh ayolah, sudah berapa lama aku mengharapkan
dia mengatakan itu dari tadi. Perlu dua puluh menit untuk menunggu mengantar
ini, dua puluh menit! Bayangkan saja yang dapat dilakukan, tentu hanya melirik
sekitar tanpa berani berbicara dengan orang sebelah,’ batin Naruto.
Tangan
putih Sasuke meminta kertasku sebelum akhirnya dia berjalan mendekati dan
memberi lembaran berisikan gambarku itu. Naruto mengambil tas Sasuke ketika bel
tanda jam pelajaran yang menghabisi lima puluh menit ini selesai. Sasuke hanya
tersenyum ketika Naruto memberikan tasnya, mereka berjalan beriringan menuju
kafetaria untuk mengisi perut yang kosong.
“Sepertinya Anda memerlukan untuk diperkenalkan dengan teman-teman saya,”
tawarnya.
‘Hm, cukup menarik. Siapa tahu ada yang manis
seperti dia,’ batin Naruto disudut pemikirannya.
Mereka melewati koridor-koridor yang telah dipenuhi berbagai macam ras
manusia yang baru saja keluar dari kelas-kelas dan sedang mengobrol, berbanding
terbalik dengan mereka berdua yang dingin tanpa adanya obrolan bahkan sebait
kata pun tak keluar dari bibir mereka berdua, kelu sangat kelu ketika satu
topik mau diluncurkan dipangkal lidah namun kembali lagi ke dalam tidak berani mengeluarkan
topiknya diantara mereka.
Kafetaria, seperti di sekolah lainnya, kafetaria ini penuh dengan suara
bising orang dan dentingan sendok dan garpu, tiada yang spesial.
“Oi Sasuke,” sebuah panggilan dari laki-laki
yang memasuki diri tepat ditengah-tengah sambil menoyor kepala Sasuke sedikit
menganggu mereka.
Naruto
menghindar dari mereka sementara mereka pergi mencari tempat duduk yang nyaman.
“Kau murid baru,” sebuah suara kecil wanita
mengejutkanku membuat Naruto mengalihkan pandangan kepada wanita berambut
indigo dengan gaya rambut seperti sadako.
“Namaku Hinata, namamu?” tanya wanita bersurai
indigo tersebut.
“A-aku Naruto,” jawab Naruto.
“S-senang b-berkenalan dengan A-anda,” ucap
Hinata bergetar.
Naruto
tersenyum sambil mengangguk-angguk, dengan isyarat mata Naruto meminta Hinata
untuk menemani Naruto dalam memilih makanan, dan makanan yang Naruto pilih
jatuh kepada burger dan buah jeruk, sementara Hinata, dia memilih salad dan
apel. Mereka mengobrol sedikit banyak, dia berada ditingkat yang sama dengan
Naruto dan mereka berdua memiliki jam yang sama pada jam pelajaran olahraga itu
artinya mereka akan bertemu dengannya dalam seminggu selama empat jam
pelajaran. Selebihnya dalam obrolan itu dimata Naruto, Hinata adalah pembicara
yang pasif dan pendengar yang aktif sementara Naruto bertolak belakang dari
Hinata. Mereka duduk dimeja yang sama dengan Sasuke Uchiha dia memperkenalkan
Naruto kepada pria bob tadi yang bernama Rock Lee dan pria berwajah kaku dengan
senyuman dipaksakan bernama Sai.
‘Aku rasa, aku tidak akan merasakan
kebersamaan yang begitu cepat ini, namun dihari-hari kedepan sepertinya hari
akan cerah’ batin Naruto ketika melihat kegembiraan orang didepannya.
.
.
.
.
.
Disaat untain kata mengalir disaat itu aku
mengenalmu
Mengenal bukan hanya warna matamu,
namun keseharianmu
.
.
.
.
.
.
Baru
Naruto sadari setelah menjalankan hari disekolah baru selama seminggu bahwa jam
pelajarannya sama dengan Sasuke. Itu
membuat mereka berada ditempat duduk yang sama dan menjadi rekan kerja di saat
pelajaran yang memerlukan rekan kerja seperti pelajaran Kimia dan Fisika di
dalam laboraturium, atau menjadi teman berbicara disaat kelas sejarah yang
membosankan. Sungguh menyenangkan namun membingungkan. Mereka mulai berbicara
dihari ketiga sementara dihari sebelumnya mereka hanya membisu sembari mencatat
materi pelajaran. Ternyata Sasuke orang pemalu dan pendiam, berbeda dengan
pandangannya yang dingin terhadap para penggemar tersembunyi, namun setelah
mereka berbicara secara pelan-pelan dia orang yang cukup nyaman untuk diajak
berbicara.
Salah
satu tempat bercengkrama mereka adalah koridor yang terletak dilantai dua,
selain karena penuhnya jadwal kelas di koridor tersebut namun juga tempat itu
nyaman karena terkena langsung angin sepoi-sepoi dari udara hutan Carolina
Utara di ibu kota negara bagiannya Raleigh.
“Kau mau mengunjungi apartemenku?” tanya
Naruto pada Sasuke disuatu siang.
Ini adalah hari dimana berminggu-minggu dahulu
bahkan berbulan-bulan lalu terlewati, berbeda dengan dahulu karena ini dimusim
gugur sedangkan yang lalu baru keluar dari cengkrama musim panas.
“Nanti bisa?” tanya Sasuke.
Naruto menatapnya dan tersenyum. “Tentu saja,”
ucapnya sedikit membelai rambut Sasuke
Yah
nanti bisa tenang saja Sasuke.
Kolam
renang pada jam pelajaran olahraga di sekolah ini tampak sangat pribadi, dengan
para wanita yang bercengkrama dipinggir kolam satunya sedangkan pria
bercengkrama dipinggir kolam satu lagi tidak termasuk kami berdua, mereka
berdua memilih bercengkrama disudut yang jauh dari kelompok-kelompok orang itu
yang malah penuh dengan celotehan.
Wilayah
kolam renang adalah wilayah yang bagus, dengan udara sekarag dapat dikatakan
cukup bagus dan juga ehm, tempat yang baik untuk mengungkapkan perasaan.
“Aku cinta kamu,” ucap Naruto dan Sasuke
bersamaan.
“Benarkah itu Teme?” tanya Naruto.
“Ck, memangnya aku pernah berbohong Dobe,”
ucap Sasuke kesal.
Cengiran tiga jari muncul menghiasi wajah
Naruto dan cengiran itu lenyap ketika sebuah ciuman kecil menempel dipipi
Naruto membuat wajah Naruto menjadi bersemu merah.
“Kau enak dimakan,” bisik Sasuke menggoda.
Sebuah kerutan didahi Naruto menandakan dia
sedang berpikir.
“Dan kau enak diterkam,” bisik Naruto penuh
ketegasan.
Dan sebuah ciuman berhasil di curi dari
Sasuke, sebuah ciuman yang hangat dan lembut.
Air muka dan gestur wajah Sasuke berubah dan cipratan air menyentuh Naruto,
mereka berdua larut dalam dunia mereka tanpa memikirkan dan memperhatikan
sekitar mereka. Tanpa disadari mereka ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Setelah pelajaran olahraga tidak ada pelajaran lagi, Naruto dan Sasuke
meninggalkan wilayah sekolah menggunakan city car milik Naruto. Satu
tujuan mereka adalah sebuah rumah kecil milik Naruto, dan memakan waktu empat
puluh lima menit untuk sampai ke rumah kecil Naruto, rumah yang berhalaman luas
dengan pohon Maple yang berguguran berwarna merah menghiasi halaman itu yah
meskipun dihalaman yang bersebrangan juga ada pohon jeruk yang menguning. Mobil
itu telah memasuki garasi rumah kecil tersebut. Rumah yang beraksitekturkan
minimalis dengan sebagian besar bahan bangunan adalah beton meski ada
pemanisnya yang berbahan baku alami.
Sesuatu membuat mata Sasuke tidak dapat teralihkan dengan objek didepan
mata.
“Siapa dia?” tanya Sasuke kepada Naruto.
Pandangan Sasuke tidak beralih kepada lukisan keluarga bergambar anak
perempuan berambut oranye panjang.
“Dia kakak kembarku, namanya Kurama,” jawab
Naruto pelan.
“Cantik,” bisik Sasuke.
“Yah seandainya dia dapat sembuh,” ucap
Naruto.
Sasuke merasa tidak enak karena menyentuh
sesuatu hal yang terlalu sensitif untuk di perbincangkan.
“Nah, kamu mau melihat-lihat, atau mau menyaksikan
kamarku?” goda Naruto.
Hanya semburat merah yang tampak dikulit putih
Sasuke membuatnya tampak err sangat manis.
“Sobe!!” gerutu Sasuke.
“Seharusnya itu Dobe, Teme,” ucap Naruto
membetulkan.
Sasuke hanya mampu memukul bahu Naruto
sedikit.
“Well, bagaimana kita ke atas!” Naruto
menawarkan.
Mereka berdua melangkahkan kaki meniti tangga menuju satu ruangan diujung
tangga tersebut, ruangan yang dimaksud adalah sebuah kamar dengan tema cerah
seperti yang tampak dari warna dinding berwarna oranye jeruk. Sasuke
mengarahkan tubuhnya bergerak mendekati jendela, disana terpampang jelas gambaran
pohon Maple yang tadi dilihat oleh Sasuke sebelum dia memasuki rumah tersebut,
didalam mata Sasuke dia menatap secercah cahaya matahari yang membias
memantulkan dan memasukan sedikit sinarnya kedalam kamar Naruto.
Sebuah tangan berkulit tan dan berotot melingkarkan ke pinggang Sasuke dan
bibir mengecup leher Sasuke membuat kissmark disana, selain melingkarkan
tangan dipinggang tangan kekar Naruto bergilya menelusup memasuki disela-sela
kancing kemeja yang dilepas Naruto sedikit dia menelusur six pack lembek
milik Sasuke mengarah ke arah nipple dan memelintir sedikit sementara
bibirnya telah bergilya mendekati telinga Sasuke dengan menggigit dan menjilat
lembut daun telinga itu.
“Engggghh!!” erangan lembut keluar dari bibir
Sasuke.
Dengan lembut Naruto mengarahkan tubuh Sasuke agar berhadapan dengannya
ketika bibir Naruto menerkam bibir merah muda Sasuke dan tangan Sasuke menarik
kepala Naruto agar semakin memperdalam lumatan mereka, perang terjadi begitu
sengit hingga mengeluarkan saliva keluar akibat perang mereka. Tidak
membiarkan terhanyut dalam permainan, tangan Naruto mendekap pinggang Sasuke
dan membawanya ke atas tempat tidur dengan bed cover salah satu klub
bola ternama asal negeri matador.
Diatas sana, tangan Naruto melucuti pakaian Sasuke sementara bibirnya masih
meladeni perang yang diantara mereka. Kancing kemeja telah terlepas begitu juga
dengan kancing jeans yang sudah terlepas dan menampilkan satu lagi penghalang
yaitu boxer dipakai oleh Sasuke. Dengan gemas, Naruto memeras sedikit gundukan
dibawah Sasuke sekejap membuat ciuman mereka terputus dengan erangan yang
keluar dari bibir kecil Sasuke.
Nafas kedua insan itu begitu sesak, namun Naruto mengulum bibir bawahnya
merasakan jejak dari sensansi ciuman tadi. Mata safir Naruto menatap manik
hitam Sasuke dan tanpa disadari dengan sekali nafas tangan Sasuke mendekati
bibir Naruto untuk merasakan permukaan lembut dari bibir Naruto dengan
bibirnya, dia menjilat sedikit bibir bawah Naruto seakan memohon Naruto untuk
membuka bibirnya yang terkatup dan tak dikira Naruto langsung menerkam bibir
itu. Berbeda dengan tadi, ritme dalam ciuman kali ini cukup lembut, seakan
mereka berdua ingin merasakan rasa yang lembut dan hangat, bahkan jemari kecil
Sasuke menyelip dirambut Naruto dan menariknya agar semakin memperdalam ciuman
mereka berdua. Bibir bawah Naruto telah menangkup dan melumat bibir atas Sasuke
sebagai bentuk untuk mereka menyudahi perang diantara mereka.
Bibir lembut Naruto mengarah kebawah menjilat sedikit dagu Sasuke dan menggigit
lembut jakun Sasuke membuat Sasuke menahan erangannya membuat Naruto semakin
semangat mengarahkan lidahnya yang telah sampai di dada sebelah kiri, bibir
Naruto melumat pelan nipple Sasuke kemudian menggit sedikit setelah itu
melumat secara keselurahan. Setelah membuat dada sebelah kiri mengeras dia
beralih ke dada sebelah kanan kemudian melumat dada itu sementara tangannya
telah bergilya melepaskan celana boxer dan menampakkan adik dari Sasuke yang
kuncupnya telah memerah menggoda.
Naruto mengalihkan pandanganya menatap Sasuke dengan senyuman sebelum
tangannya membuat adik Sasuke naik turun. Tangan bekerja dibawah begitu juga
dengan bibir yang kembali beralih keatas untuk merasakan kembali melumat bibir
ranum Sasuke dia dapat merasakannya, selain Naruto tangan Sasuke juga bergilya
membuka kancing demi kancing kemeja Naruto itu sangat menyusahkan ditambah
dengan tangan Naruto yang bekerja.
Setelah berhasil membuat Naruto melepaskan seluruh pakaiannya, sebuah
seringain muncul dibibir Naruto.
“Sepertinya kau basah berkali-kali,” bisik
Naruto lembut.
Kemudian dapat dirasakan Sasuke bergetar hebat karena gemetar kenikmatannya
yang telah memuncak. Kenikmatan itu kembali terjadi ketika sebuah kenikmatan
lainnya beralih kedalam dunia yang baru sama sekali dan masih hijau, setelah
sebelumnya kenikmatan kecil menyentuh dunia hijau atau bisa dikatakan dua atau
tiga kenikmatan kecil untuk mempelonggar kenikmatan yang lebih besar yah
setelah dirasakan cukup untuk menahan rasa sakit sebelum kenikmatan yang nanti
akan menghancurkan dunia yang masih hijau tersebut. Kenikmatan lainnya itu
secara perlahan-lahan dilakukan oleh Naruto agar Sasuke tidak akan merasakan
kesakitan ketika dunia hijaunya telah diobrak-abrik oleh kenikmatan lainnya.
Di senja hari itu dapat dirasakan sebuah kenikmatan agar segera bergulir
begitu dengan pergantian malam..
Malam
sudah lama bergulir menggantikan pekerjaan dari dewa Mesir kuno tersebut dan
seorang pemuda berambut kuning telah terbangun ketika malam telah lama datang.
Tubuhnya yang telah basah dengan peluh terasa sakit ketika dia baru saja
bangun. Pemuda berambut pirang tersebut mengalihkan pandangannya ke sebelah
tubuhnya, disana dia melihat tubuh pemuda dengan rambut hitam tengah tertidur
pulas diatas genangan bekas apa yang tadi mereka berdua lakukan meski genangan
tersebut telah hampir mengering, pemuda itu menyelimuti pemuda satunya lagi
agar tubuh itu tidak kedinginan karena malam yang telah lalu.
Setelah
menyelimuti Sasuke, Naruto keluar dari kamarnya untuk menenangkan pikirannya
menghirup satu gelas teh hangat di bawah rembulan yang hanya terpisah dengan
atap yang melindungi dari sinar temaram dewi malam tersebut.
Tangan
kekar Naruto yang gemetar tanpa sengaja menyenggol pigura foto dan menampilkan
sebuah wajah membuat Naruto menelan ludahnya dan menahan tangisan.
“Maafkan aku kak,” bisik Naruto.
Dia meneliti setiap sudut pigura tersebut.
“Kini aku dapat menjadi objek kakak disurga
sana,” ucap Naruto lirih.
Lalu liquid biru meluncur disudut mata Naruto.
....
“Kau yakin Sasuke?” tanya Naruto khawatir
ketika menyaksikan Sasuke yang berusaha untuk berdiri.
“Hn,” hanya itu saja yang meluncur dari bibir
Sasuke.
Kemudian dengan sedikit melangkahkan kakinya
Sasuke kemudian sedikit mengeluarkan suara dengan kesal.
“Ck baka Dobe!!” seru Sasuke.
Naruto hanya tersenyum berat.
“Maaf Sasuke, sudah kukatakan bukan,” ucap
Naruto meminta maaf.
Dengan muka memerah menahan sakit, Sasuke
akhirnya dapat berjalan mengikuti Naruto memasuki mobil.
“Kau tahu ini sangat menyiksa tahu,” gerutu
Sasuke yang jauh berbeda dengan karakter aslinya.
“Hehehe, lebih baik kau jangan menggerutu
seperti itu Teme,” bujuk Naruto.
“Oh Dobe, bisakah kau diam dan menjalankan
mobilnya,” ucap Sasuke mengalihkan pembicaraan.
Naruto
mengendarai mobilnya menuju tempat yang ingin dituju oleh Sasuke.
“Yakin tidak ingin aku menemanimu?” tanya
Naruto.
“Ini acara keluarga Naruto,” jawab Sasuke.
“Tapi...” baru saja Naruto ingin mengeluarkan
kata-katanya sudah terpotong oleh Sasuke.
“Didepan berhenti,” ucap Sasuke.
Kemudian dengan sekejap dia mengecup bibir Naruto sebelum akhirnya keluar
dari mobil Naruto. Naruto menatap kepergian Sasuke yang memasuki restoran sama
dengan dua orang yang datang, dua orang yang Naruto rasa mengenal kedua yang
bergender sama itu. Dua orang perempuan dengan rambut yang berlainan dengan
rambut merah muda dan rambut kuning.
Drrrrt.... Drrrrt....
Getaran telepon genggam yang berada di dalam
kantung celana mengejutkan Naruto.
Sebuah pesan bertuliskan ‘Naruto ada yang
ingin kubicarakan, tepat lima menit blablabla’ tertulis di sms tersebut yang
berasal dari Hinata dan Naruto malas membacanya, tentu itu hanya membahas
mengenai sekolah.
DOR!!
Sebuah suara tembakan terdengar keras
ditelinga Naruto, dia dengan cepat membuka pintu mobilnya bersembunyi disebelah
mobilnya.
DOR!! DOR!! DOR!!
Tiga kali suara tembakan terdengar dari dalam
restoran tersebut.
“Tidak!!!” terdengar suara Sakura menjerit.
DOR!!
Seketika jeritan Sakura tidak terdengar lagi.
Naruto melihat dua orang yang mendekati tubuh Sakura, tidak dua orang itu
mendekati pemuda berambut emo yang tidak bergerak sama sekali. Pemuda berambut
emo? Dengan cepat Naruto berlari memasuki restoran yang tidak jauh dari mobil
yang dia parkirkan, tanpa gentar dia membuka restoran tersebut dan tampaklah lima
orang telah tergeletak tidak bernyawa termasuk Sasuke dan Sakura sementara Ino
dia sudah ditawan oleh dua orang ah tidak sekarang ada enam orang yang telah
menguras penghasilan restoran.
Bedebah dengan rasa takut, tangan kekar Naruto langsung melingkar ke leher
orang terdekat yang sudah membuat Sasuke tergolek tidak bernyawa dan dengan
cepat engsel leher orang tersebut patah ketika Naruto menariknya.
DOR!!
Sebuah
peluru hampir saja mengenai Naruto jika saja dia tidak menghindar dan tang
kekar tersebut dengan cepat melingkarkan tangannya dileher penjahat satunya
lagi dan dengan pistol yang ada ditangan Naruto sekali menarik pelatuk orang
tersebut sudah tidak bernyawa. Karena itu sebuah geram kesal keluar dari empat
rekan penjahat tersebut. Dengan cepat ke empat orang itu memberondongkan
peluru-peluru kepada Naruto, untungnya Naruto dapat berlindung dengan cepat
meskipun lengannya menjadi korban tembusnya timah panas. Naruto terpojokan
dengan empat orang yang memegang senjata sementara dia tidak. Dibalik
keterpojokannya Naruto melihat bahwa ada segerombolan pisau sebagai alat untuk
perlindungannya dalam menghadapi keempat orang itu. Hanya ada tiga buah pisau yang bisa membantunya.
‘Tidak apa, tiga ekor dapat ku babat,’ batin
Naruto.
Dia mengintai dibalik meja besi itu dan
kemudian dua tangan bergerak menembak setelah tadi membidik dan hasil dua dari
empat orang tumbang dengan seorang pisau tepat didada dan satu lagi tepat
dikepalanya.
DOR!!!
Timah
panas kembali mengenai wilayah lengan Naruto. Tidak ada rasa sakit yang
dirasakan oleh Naruto mungkin syarafnya sudah mati atau mungkin rasa sakit itu
telah hilang karena dendam yang memuncak. Dengan sekali tembakan pisau maupun
pistol ditangan Naruto tepat kena di target yang Naruto bidikan.
Kegelapan
mencuri kesadaran Naruto, membuat Naruto jatuh pingsan ketika seorang wanita
berambut panjang berwarna indigo masuk.
.....
Naruto
membuka mata setelah berada pada fase pingsan selama tiga hari karena peristiwa
yang dahulu.
“Kau telah sadar Naruto?” tanya Hinata
mengejutkan Naruto.
“Kenapa aku disini?” Naruto malah balik bertanya
pada Hinata.
Hinata menenangkan Naruto.
“Tunggu sebentar Naruto,” ucap Hinata
tersenyum sebelum dia beranjak dari
bangsal Naruto memanggil dokter untuk memeriksa Naruto.
Sekitar
sepuluh menit kemudia dokter yang dipanggil oleh Hinata datang, dia memeriksa
Naruto.
“Kau pingsan ketika direstoran kemarin dulu,”
cerita Hinata.
Kepala
Naruto seketika pusing mengingat sesuatu, dia tidak menghiraukan tangan dokter
yang memeriksanya.
“Bagaimana keadaan...?” seakan berat
menanyakan nama tersebut.
“Sasuke? Dia dan Sakura telah disebarkan di
Samudera pasifik” sambung Hinata menjelaskannya.
Tanpa disadari air mata Naruto jatuh membasahi
permukaan kulit tersebut.
“Ini yang ingin kukatakan padamu, bahwa akan
ada peristiwa ini,” ucap Hinata.
“Baiklah, tampaknya kau sehat-sehat saja tanpa
kekurangan apapun Naruto,” ujar Dokter yang memeriksa Naruto sebelum akhirnya
meninggalkan bangsal tersebut.
Naruto
menunduk dalam menyesalkan kebodohannya mengacuhkan sms dari Hinata yang jika
tidak diacuhkan akan membuat peristiwa yang jauh berbeda. Karena menunduk
menyesal dia merasakan tangan lembut Hinata mengarahkan tubuhnya untuk memeluk
dan menyalurkan kehangatan yang menenangkan kepada Naruto.
“Tenanglah, kau aku tenang tiga bulan
kedepan,” bisik Hinata.
Naruto
mendekap Hinata menyalurkan seluruh emosi yang memenuhi setiap inci hati Naruto
dengan peristiwa yang terjadi. Didalam pikirannya dia menyalahkan dirinya yang
begitu bodoh tidak cepat menolong Sasuke atau mungkin membunuh para perampok
itu terlebih dahulu.
.......
.
.
.
.
Cinta sejati yang kutahu adalah mendekapku
Ketika pemikiran dan permasalahan berkecamuk
Menggantikan sebuah hati yang telah pergi
Meski tidak akan sama
Meski hati belum menerima
.
.
.
.
.
.
.
THE END
.
.
.
.
......
.....
Hai Friends!! udah lama banget nih gak update, hehehe :D. Ketahuan deh kalau aku ada arah menjadi fudanshi. :p. Menurut kalian, ada yang kurang tidak, kasih tahu dong kalau ada yang kurang. :) terima kasih temans.