Senin, 01 September 2014

Love




Gedung itu berdiri kokoh, di depan gedung tersebut tampaklah seorang pemuda yang sedang bingung menentukan arah yang dituju,
“Mau pergi kemana?” tanya seseorang mengejutkan pemuda berambut pirang tersebut.
            Didalam mata pemuda berkulit tan tersebut, seorang pemuda berambut hitam sedikit kebiruan ditimpa oleh cahaya matahari, kulit putih bersih sebagai tanda bahwa dia perpaduan orang Asia bagian Timur berbeda dengan pemuda dengan perpaduan campuran antara Asia bagian Timur dengan penghuni benua biru berambut kuning pirang dengan pencampuran Asia bagian Tenggara dengan daratan benua biru berambut merah. Huh, sangat aneh dan abstrak warna rambutku berbeda dengan pemuda Asia Timur ini, rambut yang kadang-kadang berubah warna sendiri menjadi oranye dan warna kuning pirang gading sendiri, entah mengapa pemuda tan ini sangat iri dengan pemuda di depannya.
“Ehm,” batuk pemuda itu.
            Wajahnya memancarkan ketidaknyamanan sama sekali dengan aliran keringat keluar sedikit dari dahinya.
“Oh, maaf. Aku baru disini jadi mohon petunjuk tentang letak ruang Tata Usaha,” jawab pemuda tan menunduk.
“Ayo, sekalian aku yang menjadi tutor guide mu,” ucapnya datar.
‘Akh aku tahu, dia salah satu anggota dari organisasi siswa di SMA ini,’ batin pemuda tan tersebut
“Nama kamu siapa? Nama saya Sasuke Uchiha,” perkenalan pemuda kulit pucat tersebut.
“Namaku Naruto Uzumaki, salam kenal Sasuke,” senyum pemuda tan.
“Salam kenal Naruto-san,” ucap Sasuke formal.
Naruto dapat menangkap dari perkenalannya bahwa Sasuke menganut budaya ketimuran yang kuat tanpa tergerus arus kuat dari budaya Amerika Serikat yang akan mengikat jika telah menginjakan kaki di negeri paman Sam ini. Itu sungguh sangat mengagumkan dimana dia dapat mempertahankan budaya ketimurannya.
‘Dekh!! debaran apa yang kurasakan ini, sangat keras dengan degup kencang dan juga hangat. Akh rasa ini, entahlah,’ batin Naruto.
.....
.
.
.
.
.
Love?
semi M content.
NaruSasu, NaruHina
Romance/Tragedy
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Warn: Semi M so
Don’t Like Don’t Reading, ooc
.
.
For shidanmaker challenge, shonen-ai, rate T, Burger, Windows, Doctors
And
Asha D Challenge #Biweeklyprompt2
.
.
.
.....
“Cinta itu buta, sangat buta”
.....
            Papan tulis yang penuh dengan gambar-gambar skala besar dari Archaebacteria dan Eubacteria terpampang jelas memberikan instruksi apa yang harus dilihat dan digambar ulang disebuah kertas polos. Setelah itu menjabarkan didalam tulisan mengenai perbedaan-perbedaannya. Keadaan kelas sedikit sepi karena dua puluh orang didalam kelas tengah serius menggoreskan grafit hitam sehingga Naruto yang biasanya akan selalu ribut jika didalam kelas, sekarang hanya dapat diam.
“Oke guys!! Silahkan kalian mengumpulkan tugasnya,” suara guru mengejutkan beberapa orang yang ada di dalam kelas tersebut.
‘Oh ayolah, sudah berapa lama aku mengharapkan dia mengatakan itu dari tadi. Perlu dua puluh menit untuk menunggu mengantar ini, dua puluh menit! Bayangkan saja yang dapat dilakukan, tentu hanya melirik sekitar tanpa berani berbicara dengan orang sebelah,’ batin Naruto.
            Tangan putih Sasuke meminta kertasku sebelum akhirnya dia berjalan mendekati dan memberi lembaran berisikan gambarku itu. Naruto mengambil tas Sasuke ketika bel tanda jam pelajaran yang menghabisi lima puluh menit ini selesai. Sasuke hanya tersenyum ketika Naruto memberikan tasnya, mereka berjalan beriringan menuju kafetaria untuk mengisi perut yang kosong.
“Sepertinya Anda memerlukan  untuk diperkenalkan dengan teman-teman saya,” tawarnya.
‘Hm, cukup menarik. Siapa tahu ada yang manis seperti dia,’ batin Naruto disudut pemikirannya.   
Mereka melewati koridor-koridor yang telah dipenuhi berbagai macam ras manusia yang baru saja keluar dari kelas-kelas dan sedang mengobrol, berbanding terbalik dengan mereka berdua yang dingin tanpa adanya obrolan bahkan sebait kata pun tak keluar dari bibir mereka berdua, kelu sangat kelu ketika satu topik mau diluncurkan dipangkal lidah namun kembali lagi ke dalam tidak berani mengeluarkan topiknya diantara mereka.
Kafetaria, seperti di sekolah lainnya, kafetaria ini penuh dengan suara bising orang dan dentingan sendok dan garpu, tiada yang spesial.
“Oi Sasuke,” sebuah panggilan dari laki-laki yang memasuki diri tepat ditengah-tengah sambil menoyor kepala Sasuke sedikit menganggu mereka.
            Naruto menghindar dari mereka sementara mereka pergi mencari tempat duduk yang nyaman.
“Kau murid baru,” sebuah suara kecil wanita mengejutkanku membuat Naruto mengalihkan pandangan kepada wanita berambut indigo dengan gaya rambut seperti sadako.
“Namaku Hinata, namamu?” tanya wanita bersurai indigo tersebut.
“A-aku Naruto,” jawab Naruto.
“S-senang b-berkenalan dengan A-anda,” ucap Hinata bergetar.
            Naruto tersenyum sambil mengangguk-angguk, dengan isyarat mata Naruto meminta Hinata untuk menemani Naruto dalam memilih makanan, dan makanan yang Naruto pilih jatuh kepada burger dan buah jeruk, sementara Hinata, dia memilih salad dan apel. Mereka mengobrol sedikit banyak, dia berada ditingkat yang sama dengan Naruto dan mereka berdua memiliki jam yang sama pada jam pelajaran olahraga itu artinya mereka akan bertemu dengannya dalam seminggu selama empat jam pelajaran. Selebihnya dalam obrolan itu dimata Naruto, Hinata adalah pembicara yang pasif dan pendengar yang aktif sementara Naruto bertolak belakang dari Hinata. Mereka duduk dimeja yang sama dengan Sasuke Uchiha dia memperkenalkan Naruto kepada pria bob tadi yang bernama Rock Lee dan pria berwajah kaku dengan senyuman dipaksakan bernama Sai.
‘Aku rasa, aku tidak akan merasakan kebersamaan yang begitu cepat ini, namun dihari-hari kedepan sepertinya hari akan cerah’ batin Naruto ketika melihat kegembiraan orang didepannya.
.
.
.
.
.
Disaat untain kata mengalir disaat itu aku mengenalmu
Mengenal bukan hanya warna matamu,
namun keseharianmu
.
.
.
.
.
.
            Baru Naruto sadari setelah menjalankan hari disekolah baru selama seminggu bahwa jam pelajarannya sama dengan Sasuke.  Itu membuat mereka berada ditempat duduk yang sama dan menjadi rekan kerja di saat pelajaran yang memerlukan rekan kerja seperti pelajaran Kimia dan Fisika di dalam laboraturium, atau menjadi teman berbicara disaat kelas sejarah yang membosankan. Sungguh menyenangkan namun membingungkan. Mereka mulai berbicara dihari ketiga sementara dihari sebelumnya mereka hanya membisu sembari mencatat materi pelajaran. Ternyata Sasuke orang pemalu dan pendiam, berbeda dengan pandangannya yang dingin terhadap para penggemar tersembunyi, namun setelah mereka berbicara secara pelan-pelan dia orang yang cukup nyaman untuk diajak berbicara.
            Salah satu tempat bercengkrama mereka adalah koridor yang terletak dilantai dua, selain karena penuhnya jadwal kelas di koridor tersebut namun juga tempat itu nyaman karena terkena langsung angin sepoi-sepoi dari udara hutan Carolina Utara di ibu kota negara bagiannya Raleigh.
“Kau mau mengunjungi apartemenku?” tanya Naruto pada Sasuke disuatu siang.
Ini adalah hari dimana berminggu-minggu dahulu bahkan berbulan-bulan lalu terlewati, berbeda dengan dahulu karena ini dimusim gugur sedangkan yang lalu baru keluar dari cengkrama musim panas.
“Nanti bisa?” tanya Sasuke.
Naruto menatapnya dan tersenyum. “Tentu saja,” ucapnya sedikit membelai rambut Sasuke
            Yah nanti bisa tenang saja Sasuke.
            Kolam renang pada jam pelajaran olahraga di sekolah ini tampak sangat pribadi, dengan para wanita yang bercengkrama dipinggir kolam satunya sedangkan pria bercengkrama dipinggir kolam satu lagi tidak termasuk kami berdua, mereka berdua memilih bercengkrama disudut yang jauh dari kelompok-kelompok orang itu yang malah penuh dengan celotehan.
            Wilayah kolam renang adalah wilayah yang bagus, dengan udara sekarag dapat dikatakan cukup bagus dan juga ehm, tempat yang baik untuk mengungkapkan perasaan.
“Aku cinta kamu,” ucap Naruto dan Sasuke bersamaan.
“Benarkah itu Teme?” tanya Naruto.
“Ck, memangnya aku pernah berbohong Dobe,” ucap Sasuke kesal.
Cengiran tiga jari muncul menghiasi wajah Naruto dan cengiran itu lenyap ketika sebuah ciuman kecil menempel dipipi Naruto membuat wajah Naruto menjadi bersemu merah.
“Kau enak dimakan,” bisik Sasuke menggoda.
Sebuah kerutan didahi Naruto menandakan dia sedang berpikir.
“Dan kau enak diterkam,” bisik Naruto penuh ketegasan.
Dan sebuah ciuman berhasil di curi dari Sasuke, sebuah ciuman yang hangat dan lembut.
Air muka dan gestur wajah Sasuke berubah dan cipratan air menyentuh Naruto, mereka berdua larut dalam dunia mereka tanpa memikirkan dan memperhatikan sekitar mereka. Tanpa disadari mereka ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Setelah pelajaran olahraga tidak ada pelajaran lagi, Naruto dan Sasuke meninggalkan wilayah sekolah menggunakan city car milik Naruto. Satu tujuan mereka adalah sebuah rumah kecil milik Naruto, dan memakan waktu empat puluh lima menit untuk sampai ke rumah kecil Naruto, rumah yang berhalaman luas dengan pohon Maple yang berguguran berwarna merah menghiasi halaman itu yah meskipun dihalaman yang bersebrangan juga ada pohon jeruk yang menguning. Mobil itu telah memasuki garasi rumah kecil tersebut. Rumah yang beraksitekturkan minimalis dengan sebagian besar bahan bangunan adalah beton meski ada pemanisnya yang berbahan baku alami.
Sesuatu membuat mata Sasuke tidak dapat teralihkan dengan objek didepan mata.
“Siapa dia?” tanya Sasuke kepada Naruto.
Pandangan Sasuke tidak beralih kepada lukisan keluarga bergambar anak perempuan berambut oranye panjang.
“Dia kakak kembarku, namanya Kurama,” jawab Naruto pelan.
“Cantik,” bisik Sasuke.
“Yah seandainya dia dapat sembuh,” ucap Naruto.
Sasuke merasa tidak enak karena menyentuh sesuatu hal yang terlalu sensitif untuk di perbincangkan.
“Nah, kamu mau melihat-lihat, atau mau menyaksikan kamarku?” goda Naruto.
Hanya semburat merah yang tampak dikulit putih Sasuke membuatnya tampak err sangat manis.
“Sobe!!” gerutu Sasuke.
“Seharusnya itu Dobe, Teme,” ucap Naruto membetulkan.
Sasuke hanya mampu memukul bahu Naruto sedikit.
Well, bagaimana kita ke atas!” Naruto menawarkan.
Mereka berdua melangkahkan kaki meniti tangga menuju satu ruangan diujung tangga tersebut, ruangan yang dimaksud adalah sebuah kamar dengan tema cerah seperti yang tampak dari warna dinding berwarna oranye jeruk. Sasuke mengarahkan tubuhnya bergerak mendekati jendela, disana terpampang jelas gambaran pohon Maple yang tadi dilihat oleh Sasuke sebelum dia memasuki rumah tersebut, didalam mata Sasuke dia menatap secercah cahaya matahari yang membias memantulkan dan memasukan sedikit sinarnya kedalam kamar Naruto.
Sebuah tangan berkulit tan dan berotot melingkarkan ke pinggang Sasuke dan bibir mengecup leher Sasuke membuat kissmark disana, selain melingkarkan tangan dipinggang tangan kekar Naruto bergilya menelusup memasuki disela-sela kancing kemeja yang dilepas Naruto sedikit dia menelusur six pack lembek milik Sasuke mengarah ke arah nipple dan memelintir sedikit sementara bibirnya telah bergilya mendekati telinga Sasuke dengan menggigit dan menjilat lembut daun telinga itu.
“Engggghh!!” erangan lembut keluar dari bibir Sasuke.
Dengan lembut Naruto mengarahkan tubuh Sasuke agar berhadapan dengannya ketika bibir Naruto menerkam bibir merah muda Sasuke dan tangan Sasuke menarik kepala Naruto agar semakin memperdalam lumatan mereka, perang terjadi begitu sengit hingga mengeluarkan saliva keluar akibat perang mereka. Tidak membiarkan terhanyut dalam permainan, tangan Naruto mendekap pinggang Sasuke dan membawanya ke atas tempat tidur dengan bed cover salah satu klub bola ternama asal negeri matador.
Diatas sana, tangan Naruto melucuti pakaian Sasuke sementara bibirnya masih meladeni perang yang diantara mereka. Kancing kemeja telah terlepas begitu juga dengan kancing jeans yang sudah terlepas dan menampilkan satu lagi penghalang yaitu boxer dipakai oleh Sasuke. Dengan gemas, Naruto memeras sedikit gundukan dibawah Sasuke sekejap membuat ciuman mereka terputus dengan erangan yang keluar dari bibir kecil Sasuke.
Nafas kedua insan itu begitu sesak, namun Naruto mengulum bibir bawahnya merasakan jejak dari sensansi ciuman tadi. Mata safir Naruto menatap manik hitam Sasuke dan tanpa disadari dengan sekali nafas tangan Sasuke mendekati bibir Naruto untuk merasakan permukaan lembut dari bibir Naruto dengan bibirnya, dia menjilat sedikit bibir bawah Naruto seakan memohon Naruto untuk membuka bibirnya yang terkatup dan tak dikira Naruto langsung menerkam bibir itu. Berbeda dengan tadi, ritme dalam ciuman kali ini cukup lembut, seakan mereka berdua ingin merasakan rasa yang lembut dan hangat, bahkan jemari kecil Sasuke menyelip dirambut Naruto dan menariknya agar semakin memperdalam ciuman mereka berdua. Bibir bawah Naruto telah menangkup dan melumat bibir atas Sasuke sebagai bentuk untuk mereka menyudahi perang diantara mereka.
Bibir lembut Naruto mengarah kebawah menjilat sedikit dagu Sasuke dan menggigit lembut jakun Sasuke membuat Sasuke menahan erangannya membuat Naruto semakin semangat mengarahkan lidahnya yang telah sampai di dada sebelah kiri, bibir Naruto melumat pelan nipple Sasuke kemudian menggit sedikit setelah itu melumat secara keselurahan. Setelah membuat dada sebelah kiri mengeras dia beralih ke dada sebelah kanan kemudian melumat dada itu sementara tangannya telah bergilya melepaskan celana boxer  dan menampakkan adik dari Sasuke yang kuncupnya telah memerah menggoda.
Naruto mengalihkan pandanganya menatap Sasuke dengan senyuman sebelum tangannya membuat adik Sasuke naik turun. Tangan bekerja dibawah begitu juga dengan bibir yang kembali beralih keatas untuk merasakan kembali melumat bibir ranum Sasuke dia dapat merasakannya, selain Naruto tangan Sasuke juga bergilya membuka kancing demi kancing kemeja Naruto itu sangat menyusahkan ditambah dengan tangan Naruto yang bekerja.
Setelah berhasil membuat Naruto melepaskan seluruh pakaiannya, sebuah seringain muncul dibibir Naruto.
“Sepertinya kau basah berkali-kali,” bisik Naruto lembut.
Kemudian dapat dirasakan Sasuke bergetar hebat karena gemetar kenikmatannya yang telah memuncak. Kenikmatan itu kembali terjadi ketika sebuah kenikmatan lainnya beralih kedalam dunia yang baru sama sekali dan masih hijau, setelah sebelumnya kenikmatan kecil menyentuh dunia hijau atau bisa dikatakan dua atau tiga kenikmatan kecil untuk mempelonggar kenikmatan yang lebih besar yah setelah dirasakan cukup untuk menahan rasa sakit sebelum kenikmatan yang nanti akan menghancurkan dunia yang masih hijau tersebut. Kenikmatan lainnya itu secara perlahan-lahan dilakukan oleh Naruto agar Sasuke tidak akan merasakan kesakitan ketika dunia hijaunya telah diobrak-abrik oleh kenikmatan lainnya.
Di senja hari itu dapat dirasakan sebuah kenikmatan agar segera bergulir begitu dengan pergantian malam..
            Malam sudah lama bergulir menggantikan pekerjaan dari dewa Mesir kuno tersebut dan seorang pemuda berambut kuning telah terbangun ketika malam telah lama datang. Tubuhnya yang telah basah dengan peluh terasa sakit ketika dia baru saja bangun. Pemuda berambut pirang tersebut mengalihkan pandangannya ke sebelah tubuhnya, disana dia melihat tubuh pemuda dengan rambut hitam tengah tertidur pulas diatas genangan bekas apa yang tadi mereka berdua lakukan meski genangan tersebut telah hampir mengering, pemuda itu menyelimuti pemuda satunya lagi agar tubuh itu tidak kedinginan karena malam yang telah lalu.
            Setelah menyelimuti Sasuke, Naruto keluar dari kamarnya untuk menenangkan pikirannya menghirup satu gelas teh hangat di bawah rembulan yang hanya terpisah dengan atap yang melindungi dari sinar temaram dewi malam tersebut.
            Tangan kekar Naruto yang gemetar tanpa sengaja menyenggol pigura foto dan menampilkan sebuah wajah membuat Naruto menelan ludahnya dan menahan tangisan.
“Maafkan aku kak,” bisik Naruto.
Dia meneliti setiap sudut pigura tersebut.
“Kini aku dapat menjadi objek kakak disurga sana,” ucap Naruto lirih.
Lalu liquid biru meluncur disudut mata Naruto.
....
“Kau yakin Sasuke?” tanya Naruto khawatir ketika menyaksikan Sasuke yang berusaha untuk berdiri.
“Hn,” hanya itu saja yang meluncur dari bibir Sasuke.
Kemudian dengan sedikit melangkahkan kakinya Sasuke kemudian sedikit mengeluarkan suara dengan kesal.
“Ck baka Dobe!!” seru Sasuke.
Naruto hanya tersenyum berat.
“Maaf Sasuke, sudah kukatakan bukan,” ucap Naruto meminta maaf.
Dengan muka memerah menahan sakit, Sasuke akhirnya dapat berjalan mengikuti Naruto memasuki mobil.
“Kau tahu ini sangat menyiksa tahu,” gerutu Sasuke yang jauh berbeda dengan karakter aslinya.
“Hehehe, lebih baik kau jangan menggerutu seperti itu Teme,” bujuk Naruto.
“Oh Dobe, bisakah kau diam dan menjalankan mobilnya,” ucap Sasuke mengalihkan pembicaraan.
            Naruto mengendarai mobilnya menuju tempat yang ingin dituju oleh Sasuke.
“Yakin tidak ingin aku menemanimu?” tanya Naruto.
“Ini acara keluarga Naruto,” jawab Sasuke.
“Tapi...” baru saja Naruto ingin mengeluarkan kata-katanya sudah terpotong oleh Sasuke.
“Didepan berhenti,” ucap Sasuke.
Kemudian dengan sekejap dia mengecup bibir Naruto sebelum akhirnya keluar dari mobil Naruto. Naruto menatap kepergian Sasuke yang memasuki restoran sama dengan dua orang yang datang, dua orang yang Naruto rasa mengenal kedua yang bergender sama itu. Dua orang perempuan dengan rambut yang berlainan dengan rambut merah muda dan rambut kuning.
Drrrrt.... Drrrrt....
Getaran telepon genggam yang berada di dalam kantung celana mengejutkan Naruto.
Sebuah pesan bertuliskan ‘Naruto ada yang ingin kubicarakan, tepat lima menit blablabla’ tertulis di sms tersebut yang berasal dari Hinata dan Naruto malas membacanya, tentu itu hanya membahas mengenai sekolah.
DOR!!
Sebuah suara tembakan terdengar keras ditelinga Naruto, dia dengan cepat membuka pintu mobilnya bersembunyi disebelah mobilnya.
DOR!! DOR!! DOR!!
Tiga kali suara tembakan terdengar dari dalam restoran tersebut.
“Tidak!!!” terdengar suara Sakura menjerit.
DOR!!
Seketika jeritan Sakura tidak terdengar lagi.
Naruto melihat dua orang yang mendekati tubuh Sakura, tidak dua orang itu mendekati pemuda berambut emo yang tidak bergerak sama sekali. Pemuda berambut emo? Dengan cepat Naruto berlari memasuki restoran yang tidak jauh dari mobil yang dia parkirkan, tanpa gentar dia membuka restoran tersebut dan tampaklah lima orang telah tergeletak tidak bernyawa termasuk Sasuke dan Sakura sementara Ino dia sudah ditawan oleh dua orang ah tidak sekarang ada enam orang yang telah menguras penghasilan restoran.
Bedebah dengan rasa takut, tangan kekar Naruto langsung melingkar ke leher orang terdekat yang sudah membuat Sasuke tergolek tidak bernyawa dan dengan cepat engsel leher orang tersebut patah ketika Naruto menariknya.
DOR!!
            Sebuah peluru hampir saja mengenai Naruto jika saja dia tidak menghindar dan tang kekar tersebut dengan cepat melingkarkan tangannya dileher penjahat satunya lagi dan dengan pistol yang ada ditangan Naruto sekali menarik pelatuk orang tersebut sudah tidak bernyawa. Karena itu sebuah geram kesal keluar dari empat rekan penjahat tersebut. Dengan cepat ke empat orang itu memberondongkan peluru-peluru kepada Naruto, untungnya Naruto dapat berlindung dengan cepat meskipun lengannya menjadi korban tembusnya timah panas. Naruto terpojokan dengan empat orang yang memegang senjata sementara dia tidak. Dibalik keterpojokannya Naruto melihat bahwa ada segerombolan pisau sebagai alat untuk perlindungannya dalam menghadapi keempat orang itu. Hanya ada tiga buah pisau  yang bisa membantunya.
‘Tidak apa, tiga ekor dapat ku babat,’ batin Naruto.
Dia mengintai dibalik meja besi itu dan kemudian dua tangan bergerak menembak setelah tadi membidik dan hasil dua dari empat orang tumbang dengan seorang pisau tepat didada dan satu lagi tepat dikepalanya.
DOR!!!
            Timah panas kembali mengenai wilayah lengan Naruto. Tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh Naruto mungkin syarafnya sudah mati atau mungkin rasa sakit itu telah hilang karena dendam yang memuncak. Dengan sekali tembakan pisau maupun pistol ditangan Naruto tepat kena di target yang Naruto bidikan.
            Kegelapan mencuri kesadaran Naruto, membuat Naruto jatuh pingsan ketika seorang wanita berambut panjang berwarna indigo masuk.

.....
            Naruto membuka mata setelah berada pada fase pingsan selama tiga hari karena peristiwa yang dahulu.
“Kau telah sadar Naruto?” tanya Hinata mengejutkan Naruto.
“Kenapa aku disini?” Naruto malah balik bertanya pada Hinata.
Hinata menenangkan Naruto.
“Tunggu sebentar Naruto,” ucap Hinata tersenyum  sebelum dia beranjak dari bangsal Naruto memanggil dokter untuk memeriksa Naruto.
            Sekitar sepuluh menit kemudia dokter yang dipanggil oleh Hinata datang, dia memeriksa Naruto.
“Kau pingsan ketika direstoran kemarin dulu,” cerita Hinata.
            Kepala Naruto seketika pusing mengingat sesuatu, dia tidak menghiraukan tangan dokter yang memeriksanya.
“Bagaimana keadaan...?” seakan berat menanyakan nama tersebut.
“Sasuke? Dia dan Sakura telah disebarkan di Samudera pasifik” sambung Hinata menjelaskannya.
Tanpa disadari air mata Naruto jatuh membasahi permukaan kulit tersebut.
“Ini yang ingin kukatakan padamu, bahwa akan ada peristiwa ini,” ucap Hinata.
“Baiklah, tampaknya kau sehat-sehat saja tanpa kekurangan apapun Naruto,” ujar Dokter yang memeriksa Naruto sebelum akhirnya meninggalkan bangsal tersebut.
            Naruto menunduk dalam menyesalkan kebodohannya mengacuhkan sms dari Hinata yang jika tidak diacuhkan akan membuat peristiwa yang jauh berbeda. Karena menunduk menyesal dia merasakan tangan lembut Hinata mengarahkan tubuhnya untuk memeluk dan menyalurkan kehangatan yang menenangkan kepada Naruto.
“Tenanglah, kau aku tenang tiga bulan kedepan,” bisik Hinata.
            Naruto mendekap Hinata menyalurkan seluruh emosi yang memenuhi setiap inci hati Naruto dengan peristiwa yang terjadi. Didalam pikirannya dia menyalahkan dirinya yang begitu bodoh tidak cepat menolong Sasuke atau mungkin membunuh para perampok itu terlebih dahulu.
.......
.
.
.
.
Cinta sejati yang kutahu adalah mendekapku
Ketika pemikiran dan permasalahan berkecamuk
Menggantikan sebuah hati yang telah pergi
Meski tidak akan sama
Meski hati belum menerima
.
.
.
.
.
.
.
THE END
.
.
.
.
......
.....
Hai Friends!! udah lama banget nih gak update, hehehe :D. Ketahuan deh kalau aku ada arah menjadi fudanshi. :p. Menurut kalian, ada yang kurang tidak, kasih tahu dong kalau ada yang kurang. :) terima kasih temans.